Cerpen Seru: Senyum Yang Tak Sempat Kuterima



Senyum yang Tak Sempat Kuterima

Seratus tahun lalu, di bawah rembulan Dinasti Qing yang pucat, Li Wei berlutut di hadapan Kaisar.

"Dosa pengkhianatan tak terampuni," suara Kaisar bergema di Aula Keagungan. Li Wei, dengan seragam jenderalnya yang berlumuran darah, hanya menunduk.

"Janji… janji yang kulanggar… Yi Mei…" bisiknya lirih, sebelum pedang algojo mengakhiri hidupnya.


Kini, di hiruk pikuk Shanghai modern, Jiang Li berdiri di bawah pohon sakura yang mekar. Kelopak merah muda berjatuhan, menari di sekelilingnya seperti memori yang berusaha kembali. Ia merasakan sesuatu yang aneh, desiran familiar di dalam hatinya.

"Sakura… Kenapa aku merasa familiar?" gumamnya.

Di seberangnya, berdiri seorang pria dengan aura dingin dan mata kelam yang menusuk. Namanya Zhang Wei, pewaris konglomerat Zhang yang disegani. Tatapannya terpaku pada Jiang Li, ada gelombang emosi terpendam yang berkecamuk di sana.

"Kau… siapa kau?" tanya Zhang Wei, suaranya berat.

Jiang Li menatapnya bingung. "Aku? Aku Jiang Li. Apa kita pernah bertemu?"

Pertemuan pertama mereka membuka tabir takdir yang telah lama tertidur. Bunga sakura yang selalu mekar di saat mereka berdekatan, suara melodi seruling yang hanya bisa didengar oleh mereka berdua, dan mimpi-mimpi aneh tentang kehidupan yang bukan miliknya.

Zhang Wei selalu bermimpi tentang medan perang, tentang darah dan pengkhianatan. Ia melihat seorang jenderal gagah berani bernama Li Wei, yang mati demi menyelamatkan seorang putri. Putri itu… Yi Mei.

Sementara itu, Jiang Li bermimpi tentang taman terlarang, tentang suara seruling yang merdu, dan janji di bawah rembulan yang akhirnya dikhianati. Ia melihat Li Wei, dan merasakan sakit yang begitu nyata, seolah dialah yang dikhianati.

Mereka mulai mencari jawaban, menelusuri sejarah Dinasti Qing, mengumpulkan serpihan-serpihan masa lalu. Perlahan, misteri itu terkuak.

Li Wei, adalah reinkarnasi dari Zhang Wei. Yi Mei, adalah reinkarnasi dari Jiang Li.

Li Wei, seorang jenderal setia, telah jatuh cinta pada Putri Yi Mei, putri Kaisar yang seharusnya ia lindungi. Cinta mereka terlarang, diliputi intrik dan pengkhianatan. Untuk menyelamatkan Yi Mei dari ancaman musuh, Li Wei membuat perjanjian rahasia dengan Jenderal musuh, yang kemudian diketahui oleh Kaisar. Li Wei dituduh berkhianat, dijatuhi hukuman mati. Yi Mei, menyaksikan semua itu dari kejauhan, hancur.

Kebencian Yi Mei atas ketidakadilan, atas kematian Li Wei yang sia-sia, telah mengikat jiwa mereka dalam lingkaran reinkarnasi. Sebuah janji terlupakan, sebuah dendam yang tak terucap.

Kebenaran pahit itu menusuk jantung Jiang Li. Zhang Wei, dengan kekuatan ingatannya yang pulih sepenuhnya, memutuskan untuk membalas dendam. Bukan dengan kemarahan, bukan dengan kekerasan. Tapi dengan keheningan dan pengampunan.

Ia membiarkan keluarga kekaisaran—reinkarnasi dari para pengkhianat di kehidupan sebelumnya—menghancurkan diri mereka sendiri. Ia menyaksikan kejatuhan mereka dengan tatapan dingin, tanpa sepatah kata pun. Ia tahu, hukuman terberat bagi mereka adalah hidup dengan penyesalan abadi.

Akhirnya, Zhang Wei berdiri di hadapan Jiang Li di bawah pohon sakura yang kembali mekar. Kelopak merah muda berjatuhan, menyentuh rambutnya.

"Aku sudah membalas dendam," ucap Zhang Wei, suaranya pelan. "Tapi... aku masih merindukan senyummu, Yi Mei."

Jiang Li menatapnya dengan air mata berlinang. "Aku... aku memaafkanmu, Li Wei. Kita bebas."

Zhang Wei meraih tangannya. "Benarkah? Apakah kita benar-benar bebas?"

Namun, di mata Jiang Li, terlihat keraguan yang mendalam. Apakah pengampunan benar-benar cukup? Apakah lingkaran takdir benar-benar terputus?

"Janji… kita masih terikat janji…" bisik angin, seperti suara dari kehidupan sebelumnya.

You Might Also Like: Cerpen Aku Mencintaimu Di Antara Batas

Post a Comment

Previous Post Next Post